Layarku karam ditelan bintang
Langkahku layu diterpa malam
Buta malam bintang menggenang
Temani mawar yang terlelap diam
Diriku kini tergoyang
Terkantuk dan membeku
Terbalut pilu senja yang hilang
Yang sendiri menatap kalbu
Dalam rintihan yang pudar
Kebahagiaanku…
Sirna sudah tersapu malam
Kini tinggalah aku seorang
Yang Layu,
Sepi,
Tak berkawan…
Putus Asa
Surga Cinta
Hening Sukma Malam ini
Putus Asa
Kusadari sudah, warna diri…
Terukir keluh kesah menjati diri
Membekas rona kehancuran
Oh, diriku yang muram
Seraut wajah mempedulikanku
Menarik jemariku yang kurus tak berdaya
Namun ku acuhkan jua
Dan diriku kini tak berdaya…
Kusapu hiasan duniawi
Kupadamkan lentera di siang hari
Kurapikan diri, berdiri
Dan beranjak pergi…
Kepada Gelap Malam
Seucap katayang tertundaKepada Gelap Malam
Tersimpan di lubuk hati
Detik-detik penantian menggema
Berbisik kepada diri ini
Kau harus sabar
Dalam gejolak jiwa yang membakar
Diriku ditipu sang waktu
Yang berjalan perlahan mendahuluiku
Hanya bintang yang tahu
Kegetiran hati yang membelenggu
Hanya malam yang mengerti
Tentang keadaanku yang tak berarti…
Cerah Warna Cintamu
Cerah Warna Cintamu
Diriku terdiam menahan resah
Yang terpuruk bersama sepi
Kusendiri menantimu, menanti kehadiranmu…
Cinta.
Senyuman paras indahmu
Membawaku kedalam surga cinta
Indahnya kebersamaan yang kurasa
Hanyalah karenamu, Cinta.
Warnamu membuatku bahagia…
Warnamu membawaku kesurga…
Oh…, indahnya diri ini…
Cinta, tetaplah disisiku…
Membelaiku dengan tangan halusmu…
Memelukku dengan dekapan hangatmu…
Menemaniku disini, yang membutuhkanmu…
Cinta…
Apasih Yang Kau Rasa
Apasih Yang Kau Rasa
Kulihat wajahmu yang ayu
Kumerasa dirimu sedang sendiri
Kucoba mendekat perlahan
Mencari celah dihatimu...
Setitik rasa kasihku padamu
Akan ku ukir menjadi permata
Kucoba membuatmu bahagia
Dengan cintaku yang sederhana
Namun tak semudah impianku
Kau begitu sulit kugapai
Mungkin ini cobaan cinta yang kurasa
Yang mencoba mencari cinta sejati
Kutulis bait-bait cinta dalam dada
Kulipat kenangan indah yang kubuat
Kini kuhanya dapat berharap
Mendapat tanggapan cinta darimu...
Apakah dirimu mencintaiku?
Mungkin rasa cintaku setengah mati
Hingga diriku mabuk asmara
Cinta kepada manusia, hanya kepadamu...
Kunanti jawaban cinta darimu...
Sampai detik perjuangan ini berakhir, kutetap menunggumu...
Entah sampai kapan, karena kutak tahu...
Apa yang kau rasa...
Surga Cinta
Lintasan arah cinta yang menggema
Merasuk kedalam tubuhku
Menerobos sendi-sendi pertahanan dalam hatiku
Dan singgah didalam hatiku
Oh indahnya cinta...
Laksana embun bening dipagi hari
Menyejukkan hati dikala sepi
Membawa anganku ke alam mimpi
Oh indahnya cinta...
Membuatku terbang keatas dunia
Membawaku kearah surga
Tempat terindah yang nyata.
Surga Cinta.
Rindu Sahabat
Rindu Sahabat
Mengapa hari ini begitu sepi…
Tanpa tawa yang menghampiriku…
Lamunanku yang kosong…
Disini, aku sendiri.
Hembusan angin yang dingin
Membawa anganku terbang berkelana
Melihat kehidupan usang disekitarku
Hidup yang sepi…
Ribuan canda tawa sahabatku
Kini hilang tak berupa
Kuterdiam sindiri disini
Menanti kehadiran sahabat sejatiku…
Wahai sahabatku…
Rekatkan tangganmu dan datanglah kesini
Temani impianku yang sepi
Ubahlah anganku dengan warnamu
Wahai sahabatku…
Datanglah kemari.
Kurindu tawa candamu…
Kurindu kehadiranmu…
Wahai sahabatku…
Menatap Semu Bayang Wajahmu
Menatap Semu Bayang Wajahmu
Tak pernah kusadari kehadiranmu
Menatapku tanpa sapaan
Menampakkan rasa jemu
Membaur dalam kebersamaan
Wajahmu yang kurasa
Tak pernah kugapai…
Tak pernah kulihat…
Tak pernah kusapa…
Mungkin ini memang nasib seorang manusia
Menjadi pelita dikegelapan dunia
Kumerana menatap baying wajahmu…
Yang layu dan selalu kurindu.
Hening Sukma Malam ini
Luasnya hamparan permadani hitam
Membawaku keperjalanan malam
Kuterdiam menatap bintang
Yang pudar…, menghilang.
Rintik hujan yang jatuh
Menusuk bumi yang kelam
Gelap,
Tanpa cahaya…
Hembusan nafas sang manusia
Membaur bersama nadi yang bergetar
Kuterdiam bersama malam
Yang kelam tanpa bintang.
Lamunanku bertema duka
Menyendiri tanpa kawan
Menatap langit yang kosong
Kuterdiam, termenung…
Bersama sepi malam ini…
Tak Berjudul
Renta diri tercabik-cabik
Buih nafsu yang membara
Yang pudar tertiup sendu
Rintihan tangis bisu bergelora
Kuraup muka panasmu
Kupalingkan raga darimu
Mungkin malam kan mendingin
Sedingin tangan ini, diri ini
Yang berdetak menahan amarah
Kusikap lembut wajahmu
Kuuraikan sifat manjaku
Kurekatkan diri ini, dan ku bisikkan kata kepadamu
“KU INGIN MEMBUNUHMU”
Kubelai punggung indahmu
Kuremukkan rusuk-rusuk kokohmu
Diriku terbata-bata
Matamu berbusa
Mulutmu mengerang
Puaskah engkau saat ini?
Tatapan ku polos kepadamu
Kusebar bangkai-bangkai kebencian
Kupancung wajahmu dalam hatiku
Dasar sampah!
Bualan renyahmu yang kotor
Bagaikan babi yang mengorok-orok
Cuih!
Mampuslah kau!
Puaskah engkau berlaku begitu?
Darah ini darah membara
Berkobar bersama mataku
Bersatu bersama hatiku
Dan selalu ku ingat janjiku
“TUK INGIN MEMBUNUHMU”
Meski kadang duri-duri berjatuhan
Dan terik bulan perlihatkan langkahmu
Tapi kutetap saja, membencimu
Mukamu yang berbisa
Kotor dan munafik
Pergilah kau setan
Mampuslah kau
Sebelum aku membunuhmu
NB: Untuk orang-orang yang mengusik otakku. Jangan salahkan takdir.
Saat Bersamamu
Balutan malam kian membisu
Tertutup sendu bukit kelabu
Perlahan aliran angina berhembus
Merasuk sukma jiwa manusia
Disini diriku terdiam
Menitik malam bersama bintang
Malamku
Kian kelam
Terpintas rona merah dipipi
Kuregangkan jemari dan anganku
Tersenyum bersamamu
Diatas potret kasih cinta pertamaku
Disini diriku tersenyum
Menikmati alunan syair cintamu
Bersamamu
Bersama cinta pertamamu
Renungan
Pojok hitam itu…
Sepi
Mati
Tempat nyamuk-nyamuk kelaparan
Ruang sempit itu…
Kelam
Lembab
Penuh cacing yang berpesta
Sejenak kutertunduk pilu
Air mataku membanjiri kalbu
Ku tahu malam begitu kelam,
Kumelangkah berbelok-belok
Mencari jalan-Mu
Tapia lam ini terlalu luas,
Untuk jiwaku yang terdiam
Sebuah Senyuman
Matamu melayang, mendekat…
Menuntun mimpiku yang dramatis
Meniupkan cinta-cinta putih biru
Kala mentari merebahkan diri
Terucap untaian bait yang membisu
Terpikir sejenak selayang pandang
Mimpiku terpaku janjiku
Kurajut hati melawan dengki
Diriku melayang, hilang…
Musnah
Tertiup angina malam bersama senyummu
Kuterkulai, mabuk
Dan terdampar di surga cinta
0 komentar:
Posting Komentar